Ia mengatakan 100 tahun, aku ingin jadi manusia baik ia
mengatakan. Dan aku menyimpan lidahku di dahan pohon
randu di halaman belakang rumahku aku mengatakan. Ia
mengatakan 100 tahun tahun, aku ingin menjadi manusia yang indah ia
mengatakan. Dan aku menyimpan mataku dalam sebuah
lampu neon di halaman belakang rumahku aku mengatakan.
Ia mengatakan 100 tahun, aku ingin menjadi manusia yang
mengucapkan selamat datang kepada setiap yang datang ia
mengatakan. Dan aku menyimpan kakiku dalam sebuah batu
tempat hantu-hantu mengenang manusia.
Aku ingin jadi manusia yang mengatakan semoga kamu
selamat kepada setiap orang yang ditemui ia mengatakan 100
tahun. Dan aku menyimpan tanganku di sebuah sungai
tempat ikan-ikan dan pasir mengenang manusia. Kini
tubuhku tanpa mata lidah kaki tangan aku simpan dalam
hujan di halaman belakang rumahku. Aku berbisik pada
ginjal dan paru-paru aku berbisik pada jantung dan ususku
aku berbisik…kaulah hujan dari sebuah senja yang belum
pernah diciptakan.
Kini kau bawa senja itu sebuah telingan dari keheningan
paling bening. Telinga yang terbuat dari rumah yang telah
dihancurkan dari tanah yang mengeras angin yang tidak bisa
lagi berhembus. Daun-daun membuat pohon dari awan. Aku
memasuki berita rahasia untuk melupakan diri sendiri. Dan
besok—mari—aku telah menjadi dia yang melupakan
bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar