Samuel Mulia
Jasmine was in forbidden relationship with Aladdin, Snow White live alone with 7 male dwarfts. Pinnochio was a liar. Rabin Hood was a thief. Tarzan walked without clothes on. A stranger kissed sleeping beauty and she married him. Cinderella lied and sneaked out at night to attend aparty. These are the stories our parents raised us with and then they compalin our generation is messed up. What a life!
Itu adalah pesan yang saya terima di BBM saat sedang menyantap makan malam bermenu serba salmon. Saya tertawa terbahak karena baru menyadari...oh ada benarnya juga, ya. Tentu bisa jadi Anda tak setuju. Itu menariknya bahwa hidup itu berirama karena ada yang tidak setuju, dan tidak perlu naik pitam karena ada yang tidak setuju.
Tokoh kartun
Kemudian saya teringat kalau pernah menulis soal film kartun Tom & Jerry. Film kartun yang lucu, yang tak perlu samapai membangunkan badan sensor film untuk melarang tayang. Meski isinya hanya kebencian, permusuhan yang dikemas dengan lagu dan suasana yang menyenangkan mata.
Sambil menyantap hidangan malam yang sama sekali tak enak itu, BBM itu membayangi pikiran. Mengapa pada saat saya kecil diizinkan membaca cerita di atas? Apakah mereka yang waktu itu sudah dewasa tak peka akan kesan negatif yang bisa tersirat dari sebuah perbuatan yang kelihatannya mulia itu? Aatu generasi yang sekarang lebih peka dan tak gampang lagi dicekoki? Dan karena tak gampang, kemudian dianggap melawan dan tidak becus?
Apakah nama-nama yang sekarang ini santer di media massa soal tindakan korupsinya, belajar atau terilhami dari cerita masa kecil mereka macam Robin Hood yang katanya mulia, tetapi toh tetap maling? Atau seorang seperti saya yang sering menggunakan alasan lupa ingatan, karena belajar dari seorang tokoh bernama Pinokio? Selamatnya hidung saya tak jadi panjang.
Maka malam itu, setelah tiba di rumah, saya langsung membuka laptop untuyk menuliskan parodi minggu ini, dengan sebuah pertanyaan, apakah cerita-cerita di atas itu keliru? Saya sendiri tidak tahu apakah pencipta dari cerita-cerita itu tak menyadari bahwa apa yang mereka buat itu sebuah kekeliruan? Ataukah itu baik dan pantas karena awalnya diciptakan dari dan untuk orang Barat? Kemudian yang Timur melirik karena dianggap benar, dan meniru nilai-nilai Barat itu?
Siapakah yang kemudian dianggap keliru kalau saya yang sekarang menjadi dewasa menjadi seperti salah satu tokoh-tokoh kartun itu? Malah bukan menjadi orang yang bermoral karena pendidikan moral? Karena harus diakui jauh lebih menarik mendengar cerita Robin Hood daripada pelajaran sekolah, bukan?
Siapakah saya ini?
Saya sampai berpikir keras, jadi apakah cerita-cerita kartun itu bermoral? Mengapa cerita macam itu tidak dibredel saja? Apakah karena lucu melihat Tarzan tanpa baju? Apakah begitu memacu andrenalin melihat Tom mengejar dan menghajar Jerry, dan sebaliknya?
Kemudian saya melihat tabiat diri sendiri dari dulu sampai sekarang ini. Dengan nuraninya kemudian berbisik, kalau saya game over, kira-kira cerita apa yang akan saya tinggalkan? Apakah yang bermoral, yang kayaknya bermoral; atau sama sekali tak bermoral?
Gajah saja mati meninggalkan gading, harimau meninggalkan belang? Kalau saya? "kalo elo mati yang elo tinggalin muke elo yang jelek itu, tahu." Nurani saya menyambar secepat kilat.
Tetapi, otak saya bertanya lagi samapai saya pusing dibuatnya. Apakah yang bermoral itu? Apakah yang pantas dan tidak pantas itu?
Bukankah Robin Hood baik karena ia menolong, tetapi ia menjadi tidak baik karena ia maling. Bukankah itu seuah gambaran manusia yang sesungguhnya? Manusia yang merupakan peretemuan dua dunia yang ekstrem, dan karena itulah ia disebut manusia?
Saya melihat sampul salah satu majalah wanita buatan Indonesia yang mgeabadikan gambar selebriti kondang Indonesia. Kemudian ada komentar seorang anak manusia, kalau tokoh itu tidak pantas dijadikan sampul depan.
Mendengar itu, saya dibuat berpikir bukankah aneh sekali kalau satu manusia menjerit pada manusia yang lainnya dengan kalimat, "Kamu tidak pantas. Kamu generasi tidak becus." La wong yang berteriak saja, saya berani pastikan pernah berbuat yang tidak pantas dan tidak becus.
Malam itu saya bingung. Daripada jadi gila memikirkan benartidak benar, senonoh atau dua nonoh, bermoral tidak bermoral, saya memutuskan untuk tidur saja.
Coba beri penilaian, siapa yang tidak bermoral? Siapakah saya? Pinokio, Cinderella, Sleeping Beauty, Robin Hood atau Tarzan? "Kamu itu jangkrik." Siapa lagi kalau bukan suara yang paling dekat di hati yang berani berteriak malam-malam.
Sumber : Kompas Cetak, Minggu 12 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar