Minggu, 03 Januari 2010

Papan Catur Kakek


Minggu, 3 Januari 2010 | 03:46 WIB

Oleh: Aminah

 
Toni membawa barang yang baru dibeli untuk diperlihatkan kepada Dimas. Teman sekelasnya itu langsung mengerutkan kening.

”Kenapa repot-repot membeli papan catur untuk Kakek? Selama ini kalian kan tidak pernah akur. Katamu lelaki tua tersebut sangat menyebalkan. Bahkan seminggu yang lalu kita gagal berenang juga gara-gara dia. Bola sepak kita juga disitanya,” kata Dimas mengingatkan Toni.

SELAMA INI Dimas menjadi tempat curhat Toni tentang Kakek-nya.

”Kalau ingat hal itu, aku kesal juga. Tetapi di hari Natal nanti, aku ingin memberikan kado papan catur baru untuk Kakek. Selama ini Kakek harus ke rumah tetangga hanya untuk bermain catur. Aku yakin setelah menerima kado ini, Kakek akan betah bermain catur di teras rumah,” kata Toni sambil tersenyum.
”Kalau Kakek-mu betah main di rumah, itu berarti kalian akan semakin sering bertengkar. Terus bagaimana bila Kakek-mu minta ditemani main catur setiap hari, Ton?”
”Hmmm....,” Toni hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya. ”Itu dipikirkan nanti sajalah,” sambungnya.

MENJELANG MALAM Natal, Kakek jatuh sakit. Kakek pun terpaksa dibawa ke rumah sakit. Kakek harus menjalani rawat inap untuk beberapa hari.

Perayaan Natal kali ini jelas berbeda. Toni dan orangtuanya terpaksa menghadiri misa Natal tanpa Kakek.
”Ini kado Natal dari Kakek. Sebenarnya Kakek ingin memberikan sendiri. Berhubung Kakek masih dirawat, Kakek menitipkannya ke Mama,” kata Mama sesampainya di rumah.
Di depan Toni ada sebuah sepeda baru, benda yang selama ini sangat diinginkannya. Toni tentu senang sekali menerima kado Natal dari Kakek. Rasanya hampir tak percaya sepeda baru itu benar-benar menjadi miliknya.
”Kakek membeli sepeda itu dari uang tabungan. Beliau tahu keinginanmu, Nak. Makanya Kakek sengaja memberi kado Natal sebuah sepeda baru. Katanya, itu khusus untuk cucu tercintanya,” kata Mama.

TIBA-TIBA TONI ingin menangis. Ia baru sadar bahwa Kakek sangat mencintainya. Kini Toni sadar, dibalik sifat cerewet dan suka mengatur Kakek, semua itu untuk kebaikan dirinya.

Toni menjadi semakin sedih karena ia tidak bisa memeluk Kakek di hari Natal.
”Ma, nanti Toni ikut menengok Kakek di rumah sakit, ya. Pertama untuk mengucapkan terima kasih atas sepeda barunya. Terus, yang kedua, Toni ingin memberi kado Natal untuk Kakek. Toni punya kado sebuah papan catur buat Kakek. Setelah Kakek sembuh dan pulang ke rumah, Toni mau menemani Kakek main catur di teras rumah. Asal tidak tiap hari saja...,” ucap Toni malu-malu.

HARI INI BUKAN hanya Mama yang merasa lega Toni akur kembali dengan Kakek. Toni juga terlihat gembira karena lusa Kakek sudah boleh pulang ke rumah.
Itu berarti mereka bisa merayakan Tahun Baru bersama Kakek tercinta. Tentu saja dengan sepeda baru dan sebuah papan catur!

Selamat Tahun Baru, Kek. Kami semua sangat menyanyangimu.

Aminah Penulis Cerita Anak, Tinggal di Surabaya

( sumber dari koran kompas )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar